Skip to main content

Welcome to emakemak world’s

Hi, udah lama nggak ngetik nih. Haha
Lebay yah? Maafkan ya. Hampir 10 bulan vakum dari dunia tulis menulis secara langsung maupun dari keyboard.

Ada hal yang lagi mau dibahas, sebetulnya sudah lama mau cerita soal pengalaman hamil dan periksa kehamilan. Sebelumnya, mungkin saya pernah cerita dalam jejaring sosial milik saya terkait periksa kehamilan yang menurut saya murah meriah gambreng.

Kebetulan, kosan saya dan suami dekat dengan klinik bersalin. Hehe jadi ya periksa kehamilan perdana saya di klinik tersebut. Untungnya, saat itu di klinik biaya untuk periksa hamil dengan usg 2dimensi dan biaya konsul dokter hanya menghabiskan Rp 200rb. Dengan vitamin tidak pernah lebih dari Rp 250rb.

Seiring perut saya membuncit, mertua saya menganjurkan untuk pindah periksa hamil ke rumah sakit yang saya rencanakan untuk melahirkan. Menurut mertua saya, periksa di klinik rumah sakit dengan bidan saja karena biaya dokter cukup mahal. Saya pun setuju. Karena saya tahu, biaya melahirkan juga tidak murah hehe..

Jadi, saat usia kehamilan saya masuk 6 bulan, saya periksa di dua tempat. Pertama di klinik rumah sakit dengan jasa bidan dengan biaya yang cukup murah dibawah Rp 100rb. Kedua, di klinik bersalin dekat kosan saya dengan jasa dokter dengan biaya yang sudah disebutkan diatas.

Dari cerita saya diatas, saya hanya menjelaskan kalau periksa hamil itu menurut saya lho ya, nggak perlu harus di dokter terus apalagi kondisi keuangan pas-pasan atau nggak ada asuransi yang cover. Lebih baik gunakan informasi seluas-luasnya. Jujur, kalau dengar cerita teman banyak yang menghabiskan biaya periksa hamil perbulannya sampai Rp 800rb - Rp 1 jt.

Hehe kalau saya sih mending tabungin uangnya, cari tempat periksa yang murah tapi kualitas nggak murahan. Biaya melahirkan dan paska melahirkan itu lumayan lho. Hehe kebetulan, saya melahirkan dengan biaya yang cukup murah untuk kelas perawatan VIP sebesar Rp 8 jt. Tetapi, cost rumah sakit tidak murah karena anak saya sempat mengalami bilirubin tinggi sampai harus rawat inap hampir seminggu dengan perawatan blue light. Biaya perawatan anak itu merogoh tabungan sekitar Rp 5 jt.

Jadi, pesan saya kepada ibu ibu hamil yang ekonominya pas-pasan seperti saya. Lebih baik pilih periksa hamil yang murah meriah tapi biaya melahirkan dan paska melahirkan aman. Setidaknya, abis lahiran bukan cuma rumah sakit aja lho yang bikin tabungan menipis. Belanja tetek bengek perintilan bayi dan busui juga lumayan lhooo harganya hehe

Baiklah. Sekian dulu ya cerita dari saya. Semoga berkenan dan memaafkan kalau bahasa saya kurang pas dihati dan pikiran pembaca. See you.. *anak saya kebangun nih. Bhayyy

Comments

Popular posts from this blog

Film Heart Attack a.k.a Freelance Movie (Thailand - 2015)

Poster Film Heart Attack (2015) Akhirnya, malam ini gue memberanikan diri menuliskan unek-unek mengenai film yang sudah gue tonton bersama pacar (jujur sih gue agak memaksakan dirinya untuk hadir di CGV Blitz tanggal 14 September 2015), maaf ya sayang :* Oke, fokus menulis pendapat: Menurut gue pribadi, film ini keren. hehe karena berdasarkan pengalaman pribadi dari sang sutradara yang pernah bekerja sebagai Freelancer di Thailand. Untuk film ini, P' Ter Nawapol berhasil membuat karakter Yoon (Sunny Suwanmethanont) menjadi seseorang yang workaholic alias gila kerja. Bekerja di bidang desain grafis menjadikan Yoon ga bisa bersosialisasi dengan lingkungannya hingga ga bisa memperhatikan dirinya sendiri. Pertanyaan terkeren yang ada di film ini dan sering kali kita lupakan adalah "Makan untuk hidup? atau hidup untuk makan?" Kata-kata itu merupakan tamparan keras bagi seseorang yang meleburkan dirinya untuk sebuah pekerjaan. Pada awal film, P' Ter membuat...

liburan dadakan (1)

ini semua bermula...tepatnya tanggal 23 februari 2015. tante gue ngajak pergi ke kuala lumpur untuk jemput tante gue yang hari minggu berangkat kesana duluan sama temennya. oke, prepare pertama yang kami lakukan adalah mental. melancong ke negeri orang tanpa persiapan itu rasanya nanonano. beneran random, bukan masalah takut nyasar atau gimana. tapi akan kah kita dengan mudahnya ketemu sama tante gue yang sudah duluan disana. jadi, kami menentukan meeting point yaitu McDonalds Bukit Bintang. tanggal yang sama, pas banget itu hari senin yang cukup crowded menurut gue, karena gue dan tante gue yang ngajak berangkat, segera melakukan riset dadakan di semua browser di laptop dan hp. nyari tahu akses ke bukit bintang dari bandara. lalu dari bandara kita harus kemana lagi, karena ga mungkin kayak melakukan rescue yang cuma jemput doang abis itu balik ke jakarta, rugi bandar cyiiin (kalau kata tante gue). intinya pada malam hari sebelum tgl 24 februari, nomor paspor gue udah dipegang sam...

Berharap Bisa Bertemu Ter (Chantavit Dhanasevi) #OneDayID

Fans mana yang tidak senang akan kabar bahwa artis yang digemarinya akan datang ke Kota dimana dia tinggal. Haha itu yang saat ini gue rasakan saat membaca salah satu tweet dari perusahaan bioskop di kota gue tinggal, CGV Blitz. tweet dari @cgvblitz Senang banget kannn! Alhamdulillah. Sekarang gue cuma bisa berdoa semoga aja ada keajaiban untuk gue mendapatkan tiket untuk bertemu dengan Ter Chantavit dan Banjong Pisanthankun. Ahhh! Can't wait to join the quiz. Infonya, besok @cgvblitz di akun twitternya akan membagikan tiket untuk Meet and Greet #OneDayID ++++++++ For your information: Poster Film OneDay akan rilis tanggal 15 September 2016 di @CGVBlitz Jadi, yang minat nonton Denchai dan Nui di Bioskop, segera pantengin situs CGVBlitz dan Cinemaxx yaaa. Dua bioskop itu akan menayangkan film OneDay! Thank you sudah singgah di blog ini. Komentar juga boleh. hehe Makasii.