Skip to main content

Punya Uang Lebih, MTR’in Aja!

Sekarang, saya mau berbagi cerita ringan saja ya. Hehe kebetulan tahun lalu, saya sempat galau mau belanja perlengkapan bayi atau mau menabung untuk uang simpenan si baby kalau sudah lahir. Maklum yah, tahun lalu usia kandungan sudah masuk usia 7 bulan. Jadi ada bisikan dipikiran saya kalau saya harus menyambut bayi dengan sukacita, beli ini itu keperluan baby newborn dan lainlain. Tapi setelah saya pikir-pikir, saya ingin menabung juga untuk kebutuhan si bayi, kan bisa saja usia setahun si bayi nanti saya malah nggak ada uang untuk beliin dia keperluan.

Akhirnya, tepat tanggal 29 November 2016, saya resmi menggunakan “Tabungan Rencana Mandiri” di Rekening Bank Mandiri saya. Hehe kecil sih setoran perbulannya automatic Rp 100rb. Setidaknya saya berharap pada 29 November 2017 saya punya simpanan untuk belanjain keperluan si baby.

Lalu, apakah saya menelantarkan calon bayi saya tanpa sambutan kemeriahan saat dia lahiran? Tentu tidak dong. Saya meminta bantuan keluarga dan teman dekat untuk mencarikan perlengkapan bayi yang murah meriah tapi lengkap tentunya sesuai budget minimun saya untuk newborn.

Alhamdulillah, mertua saya yang saat mudanya jadi pramuniaga di salah satu pasar di Jakarta punya banyak kenalan di toko bayi disana. Saya mendapatkan perlengkapan bayi dengan kualitas yang baik dengan harga super duper murah. Ditambah, ada preloved baju bayi dari tante saya yang anak terakhirnya saat ini sudah usia 5 tahun. Lalu, ada teman saya yang lahiran bulan oktober juga menghibahkan beberapa popok bermerek dan selimut untuk menyambut bayi saya. Apalagi, berkah luar biasa dari Tuhan, adik ipar saya yang lahiran bulan Oktober juga meminjamkan perlengkapan newborn untuk saya. Ahh! Nikmat Tuhan mana lagi yang bisa saya dustakan. Terima kasih ya Allah.

Itulah rezeki yang saya terima tahun lalu. Saya bisa menabung dengan tenang, lalu perlengkapan bayi juga sudah ditangan. Menurut saya koneksi keluarga sudah pengalaman dan teman yang sudah melahirkan itu perlu dimanfaatkan. Karena selain dapat ilmu parenting newborn, saya juga dapat hibahan new atau preloved sesuatu dari mereka.

Intinya, perlengkapan newborn itu sebetulnya nggak perlu banyak. Baby itu pertumbuhannya cukup cepat dalam kurun waktu 3 bulan. Sehingga, menurut saya yaaa, ga masalah loh pakai preloved sodara atau beli baru cuma sedikit. Hehe lumayan lohh saving money untuk belanja perintilan baby skin care dan kebutuhan emakemak menyusui yang laper mulu. hehe

Oke, balik lagi ke MTR. Rezeki anak itu kan ada aja ya, hehe kebetulan saya dapat ‘kado’ dari sodara dan teman-teman saya dan suami saat si Baby lahir. sebagian rupiah yang saya terima, langsung saya transfer ke rekening MTR saya. jadi selain setoran perbulan, rekening itu juga bisa nerima uang untuk nyimpen sampai tanggal jatuh tempo. Enak kan, anggap saja tabungan mati. Jadi, nanti saat jatuh tempo aman deh itu uang kan balik lagi ke rekening utama.

Hehe sekian cerita MTR dari saya. Semoga bisa membantu bumil yang galau belanja perlengkapan bayi atau nabung sebagian untuk si baby usia setaun. Hehe

Maaf ya kalau ceritanya nggak berkualitas, tapi serius deh lumayan lho kalau diikuti. Hehe lumayan bisa manage keuangan apalagi eike semenjak hamil kelamaan kerja di rumah dan akhirnya setelah lahiran sudah resign dari kantor. Hehe .. see you , semoga bermanfaaf yaaa.

Comments

Popular posts from this blog

Film Heart Attack a.k.a Freelance Movie (Thailand - 2015)

Poster Film Heart Attack (2015) Akhirnya, malam ini gue memberanikan diri menuliskan unek-unek mengenai film yang sudah gue tonton bersama pacar (jujur sih gue agak memaksakan dirinya untuk hadir di CGV Blitz tanggal 14 September 2015), maaf ya sayang :* Oke, fokus menulis pendapat: Menurut gue pribadi, film ini keren. hehe karena berdasarkan pengalaman pribadi dari sang sutradara yang pernah bekerja sebagai Freelancer di Thailand. Untuk film ini, P' Ter Nawapol berhasil membuat karakter Yoon (Sunny Suwanmethanont) menjadi seseorang yang workaholic alias gila kerja. Bekerja di bidang desain grafis menjadikan Yoon ga bisa bersosialisasi dengan lingkungannya hingga ga bisa memperhatikan dirinya sendiri. Pertanyaan terkeren yang ada di film ini dan sering kali kita lupakan adalah "Makan untuk hidup? atau hidup untuk makan?" Kata-kata itu merupakan tamparan keras bagi seseorang yang meleburkan dirinya untuk sebuah pekerjaan. Pada awal film, P' Ter membuat

Hidup Untuk Menulis Atau Sebaliknya?

Wah, sudah lama saya tidak menulis di blog ini. Tapi akan saya usahakan terus aktif dalam dunia penulisan. Apa yang menjadi alasan saya untuk terus menulis? Hmmm. Apa ya? Hal pertama yang membuat saya terus menulis adalah masa depan anak saya. Mungkin akan muncul pertanyaan. Kok bisa sih anak dijadikan alasan untuk menulis? Saya dengan mantap menjawab “Ya! Saya mulai menulis lagi karena anak saya. Saya ingin memberikan kenangan hidup untuk dia jika saya tidak panjang umur.” Terlalu lebay memang alasannya, tapi saya tidak ingin disisa waktu hidup saya yang sempit ini tidak membuahkan hasil. Waktu luang saya cukup banyak, sehingga jika tidak dipergunakan dengan baik, ya akan terbuang sia-sia. Terkadang saya suka punya pemikiran terkait peristiwa yang terjadi entah di lingkungan tempat tinggal atau yang saya dengar dan baca di media elektronik. Ingin sekali bicara dan diskusi seperti saat-saat sekolah atau kuliah. Tapi, anak saya belum bisa diajak bicara tentang hal tersebut. Ingin

liburan dadakan (1)

ini semua bermula...tepatnya tanggal 23 februari 2015. tante gue ngajak pergi ke kuala lumpur untuk jemput tante gue yang hari minggu berangkat kesana duluan sama temennya. oke, prepare pertama yang kami lakukan adalah mental. melancong ke negeri orang tanpa persiapan itu rasanya nanonano. beneran random, bukan masalah takut nyasar atau gimana. tapi akan kah kita dengan mudahnya ketemu sama tante gue yang sudah duluan disana. jadi, kami menentukan meeting point yaitu McDonalds Bukit Bintang. tanggal yang sama, pas banget itu hari senin yang cukup crowded menurut gue, karena gue dan tante gue yang ngajak berangkat, segera melakukan riset dadakan di semua browser di laptop dan hp. nyari tahu akses ke bukit bintang dari bandara. lalu dari bandara kita harus kemana lagi, karena ga mungkin kayak melakukan rescue yang cuma jemput doang abis itu balik ke jakarta, rugi bandar cyiiin (kalau kata tante gue). intinya pada malam hari sebelum tgl 24 februari, nomor paspor gue udah dipegang sam