Skip to main content

Posts

Tidak Pernah Merasa Salah

Wajar atau tidak jika sebagai manusia merasa selalu benar? Menurut saya, hal itu wajar karena setiap manusia punya kapasitas ilmu yang berbeda. Ditambah, manusia diberikan berkah akal dan pikiran. Sehingga bisa memilih mana hal yang baik dan buruk versi pribadi. Urusan merasa selalu benar, tiap manusia kan punya pilihan dalam setiap tindakan yang akan dilakukan. Hal itulah yang membuat pribadi bisa merasa selalu benar akan pilihannya. Hanya saja kadang, sifat ke-aku-an tiap manusia yang berbeda kadar. Ada yang ingin selalu menang dalam setiap diskusi. Padahal, berdiskusi tak ada menang atau kalah. Diskusi itu mengemukakan pendapat. Urusan orang lain terpengaruh dengan pendapat orang lain ya itu urusan lain. Esensi berdiskusi adalah bertukar pendapat. Ya kalau bisa dibilang secara sederhana adalah numpang keluarkan unek-unek yang berisi kritik membangun. Bukan cuma menyalahkan salah satu pihak. Sudah lama sebetulnya ingin membahas hal ini. Hanya saja belum ada kesempatan panjang karena
Recent posts

Hidup Untuk Menulis Atau Sebaliknya?

Wah, sudah lama saya tidak menulis di blog ini. Tapi akan saya usahakan terus aktif dalam dunia penulisan. Apa yang menjadi alasan saya untuk terus menulis? Hmmm. Apa ya? Hal pertama yang membuat saya terus menulis adalah masa depan anak saya. Mungkin akan muncul pertanyaan. Kok bisa sih anak dijadikan alasan untuk menulis? Saya dengan mantap menjawab “Ya! Saya mulai menulis lagi karena anak saya. Saya ingin memberikan kenangan hidup untuk dia jika saya tidak panjang umur.” Terlalu lebay memang alasannya, tapi saya tidak ingin disisa waktu hidup saya yang sempit ini tidak membuahkan hasil. Waktu luang saya cukup banyak, sehingga jika tidak dipergunakan dengan baik, ya akan terbuang sia-sia. Terkadang saya suka punya pemikiran terkait peristiwa yang terjadi entah di lingkungan tempat tinggal atau yang saya dengar dan baca di media elektronik. Ingin sekali bicara dan diskusi seperti saat-saat sekolah atau kuliah. Tapi, anak saya belum bisa diajak bicara tentang hal tersebut. Ingin

Mengajak Anak Tersenyum

Gue bukan seorang ibu yang baik. Agak terlalu memaksakan kehendak, dan sangat ingin anak gue berkembang. Menurut gue, jika kalian pikir itu hal yang baik untuk seorang anak adalah salah. Mereka menjadi tidak bebas. Gue mengaku salah atas pola yang gue terapkan pada awal memiliki buah hati. Menyesal? Sangat! Lalu, apa yang saat ini gue lakukan untuk menebus kesalahan pola asuh? Gue membebaskan anak hanya untuk melihatnya tersenyum. Ya! Gue coba segala cara kegiatan yang sekiranya dia suka. Gue ajak dia main mainan yang dia mau bukan yang gue mau. Lalu? Sudah berapa lama gue menerapkan dan sejak usia berapa gue sadar hal inilah yang terbaik? Saat anak gue berusia 2 tahun. Terlambat? Ya! Tapi lebih baik daripada gue tidak sadar sama sekali untuk mengubah pola tersebut.  Apa yang membuat gue sadar akan hal tersebut? Saat gue menyadari anak gue kurang berkomunikasi. Gue tidak tahu, dia speech delay atau tidak. Tapi, gue sangat sadar dia malas untuk bicara dan mengeluarkan k

Berani Bilang Tidak!

Inilah kesalahan terbesar yang masih gue lakukan. Takut untuk berkata tidak. Banyak alasan gue melakukannya, tapi paling sering karena tidak enak hati. Selain itu, gue juga sering tidak berani untuk speak up kalau gue sebetulnya nggak mampu. Gengsi sih bukan alasannya, tapi karena yang meminta tolong terlalu banyak berharap. Jadilah diri ini merasa tidak enak hati. Apa solusinya? Kuatin hati untuk berani bilang tidak.

Kirim Uang Nggak Pakai Kartu ATM

Pagi tadi, adik saya tiba-tiba minta tolong. Dia mau pinjam uang untuk berobat tapi bingung nggak ada medium untuk terima uang. Ternyata kartu ATM-nya dia terbawa suaminya yang sudah berangkat kerja. Akhirnya saya putuskan untuk meminta dia bawa KTP lalu jalan kaki dari rumahnya ke Alfamart terdekat. Saya pun juga jalan ke Alfamart dari rumah saya berbekal KTP juga dan ponsel. Apa yang saya lakukan di Alfamart? Selama perjalanan ke Alfamart (kurang lebih 3-5 menit), saya akses mbanking BCA. Saya gunakan aplikasi tarik tunai. Setelah pilih nominal uang yang akan diambil di ATM yang sudah support cardless, saya langsung terima kode transaksi di inbox mbanking BCA. Sampai di Alfamart saya lihat ada ATM BCA. Jadilah saya ambil uang di ATM tanpa Kartu ATM. Caranya?  Saya lihat di layar ATM ada tulisan ‘ambil tunai dengan Sakuku’. Saya klik, masukan nomor ponsel lalu masukan nomor transaksi, dan voilaa uangnya keluar. Haha simple yaa tarik tunai via ATM BCA Cardless. Sudah s

Tahun Baru Semangat Baru

Hi, balik lagi nih akhirnya ke rutinitas ngetik mengetik. Sekarang, lagi mood nulis soal hadiah ke suami. Hehe Semenjak jadi emakemak pengangguran alias nggak ada penghasilan lain selain dari transferan suami, saya jadi berhenti membelikan hadiah atau kado pada momen anniversary maupun birthday. Tapi karena saya memang sudah berniat mencari penghasilan tambahan yang juga direstui oleh suami, jadi deh Awal 2018 ini bisa memberikan kado walaupun nggak mahal-mahal amat lah yaa karena memang ‘hasil’ dari bisnis kecil-kecilan ini belum bisa menyaingi transferan si suami. Jadi, akhir 2017 itu saya akhirnya re-new account lagi di Oriflame. Setelah hampir setahun mendem nggak belanja apa-apa, akhirnya akunnya suspended. Hihi payah yahh saya setahun kemarin beneran off dari dunia belanja kosmetik maupun wellbeing. Tapi akhirnya mulai sadar kalau kecantikan itu perlu dijaga, ditambah kalau bisa berbisnis sambil belanja kenapa nggak dilakukan, kan? Hehe Karena belanja kebutuhan sehari-har

Punya Uang Lebih, MTR’in Aja!

Sekarang, saya mau berbagi cerita ringan saja ya. Hehe kebetulan tahun lalu, saya sempat galau mau belanja perlengkapan bayi atau mau menabung untuk uang simpenan si baby kalau sudah lahir. Maklum yah, tahun lalu usia kandungan sudah masuk usia 7 bulan. Jadi ada bisikan dipikiran saya kalau saya harus menyambut bayi dengan sukacita, beli ini itu keperluan baby newborn dan lainlain. Tapi setelah saya pikir-pikir, saya ingin menabung juga untuk kebutuhan si bayi, kan bisa saja usia setahun si bayi nanti saya malah nggak ada uang untuk beliin dia keperluan. Akhirnya, tepat tanggal 29 November 2016, saya resmi menggunakan “Tabungan Rencana Mandiri” di Rekening Bank Mandiri saya. Hehe kecil sih setoran perbulannya automatic Rp 100rb. Setidaknya saya berharap pada 29 November 2017 saya punya simpanan untuk belanjain keperluan si baby. Lalu, apakah saya menelantarkan calon bayi saya tanpa sambutan kemeriahan saat dia lahiran? Tentu tidak dong. Saya meminta bantuan keluarga dan teman dekat