Gue bukan seorang ibu yang baik. Agak terlalu memaksakan kehendak, dan sangat ingin anak gue berkembang. Menurut gue, jika kalian pikir itu hal yang baik untuk seorang anak adalah salah. Mereka menjadi tidak bebas. Gue mengaku salah atas pola yang gue terapkan pada awal memiliki buah hati.
Menyesal? Sangat!
Lalu, apa yang saat ini gue lakukan untuk menebus kesalahan pola asuh? Gue membebaskan anak hanya untuk melihatnya tersenyum. Ya! Gue coba segala cara kegiatan yang sekiranya dia suka. Gue ajak dia main mainan yang dia mau bukan yang gue mau. Lalu?
Sudah berapa lama gue menerapkan dan sejak usia berapa gue sadar hal inilah yang terbaik? Saat anak gue berusia 2 tahun. Terlambat? Ya! Tapi lebih baik daripada gue tidak sadar sama sekali untuk mengubah pola tersebut.
Apa yang membuat gue sadar akan hal tersebut? Saat gue menyadari anak gue kurang berkomunikasi. Gue tidak tahu, dia speech delay atau tidak. Tapi, gue sangat sadar dia malas untuk bicara dan mengeluarkan kata. Banyak merengek dan mengucap yang tidak banyak dipahami manusia dewasa. Saat lingkungan gue banyak bertanya "Dia bicara apa sih? Yang jelas dong kalau bicara". Gue merasa hal itu harus segera dilatih. Agar tidak berkepanjangan dan benar-benar terlambat sehingga harus ditangani oleh Ahli.
Setelah 7 bulan, gue dan suami intens mengajak si anak komunikasi dengan lebih sabar juga menata hati kami agar lebih hangat kepada si anak. Saat ini, anak gue sudah mulai berani tampil. Dia mulai bisa berkicau seperti anak burung yang belajar bernyanyi. YA! Anak gue suka menari dan menyanyi. Tidak ada yang salah dengan semua itu. Bukan soal turunan siapa dia punya minat seni tersebut, tapi gue bangga. Anak gue mulai berkomunikasi melalui seni.
Gue sangat sadar mengetik semua hal di blog ini. Alasannya untuk terus menyemangati ibu yang merasa anaknya terlambat dalam komunikasi. Anda tidak sendiri, banyak orang tua lain yang merasakan dan juga berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tapi, sesungguhnya memberikan yang terbaik menurut orang tua bukanlah hal yang penting. Terpenting itu adalah melihat senyuman si anak yang senang akan kegiatan yang dilakukan bersama orang tuanya.
Comments